SMAN 3 Bandung: Sejarah, Arsitektur, dan Warisan Hoogere Burgerschool
Sejarah SMAN 3 Bandung
SMAN 3 Bandung adalah salah satu sekolah menengah atas paling bergengsi di Kota Bandung. Berdiri sejak tahun 1953, sekolah ini berlokasi di Jl. Belitung No.8, Merdeka, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat.
Setiap musim Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), SMAN 3 Bandung selalu menjadi incaran para calon siswa. Pada era Nilai Evaluasi Murni (NEM), sekolah ini memiliki passing grade tertinggi di Bandung. Meskipun kini sistem penerimaan siswa baru telah beralih ke sistem zonasi, SMAN 3 Bandung tetap mempertahankan reputasinya sebagai sekolah favorit yang menjadi pilihan utama bagi banyak orang tua dan siswa.
Namun, di balik prestasi akademiknya, SMAN 3 Bandung juga menyimpan sejarah panjang yang berkaitan dengan arsitektur kolonial dan sistem pendidikan Hindia Belanda.

Arsitektur SMAN 3 Bandung: Karya Charles Prosper Wolff Schoemaker
Bangunan SMAN 3 Bandung merupakan gedung tua peninggalan era Hindia Belanda, yang dirancang oleh Charles Prosper Wolff Schoemaker, seorang arsitek ternama asal Belanda.
Schoemaker dikenal sebagai salah satu dari tiga arsitek besar di Hindia Belanda sebelum Perang Dunia II, bersama dengan Albert Aalbers dan Henri Maclaine Pont. Ia memiliki gaya arsitektur yang khas, menggabungkan elemen klasik Eropa dengan sentuhan arsitektur Nusantara.
Beberapa karya terkenal Schoemaker di Bandung meliputi:
- ✅ Villa Isola – Bangunan ikonik dengan desain simetris dan elemen art deco.
- ✅ Hotel Preanger – Menggabungkan gaya modern dengan ornamen tradisional.
- ✅ Masjid Cipaganti – Salah satu masjid dengan desain unik yang mengadaptasi arsitektur kolonial.
- ✅ Gedung Asia Afrika – Bangunan bersejarah yang menjadi saksi Konferensi Asia Afrika.
SMAN 3 Bandung juga memiliki ciri khas arsitektur kolonial, dengan koridor panjang, jendela besar, dan struktur bangunan yang kokoh. Bangunan ini dirancang untuk menyesuaikan dengan iklim tropis, sehingga memiliki ventilasi yang baik dan atap tinggi untuk mengurangi panas.
Hoogere Burgerschool te Bandoeng: Cikal Bakal SMAN 3 Bandung
Sebelum menjadi SMAN 3 Bandung, gedung ini berfungsi sebagai Hoogere Burgerschool te Bandoeng (HBS Bandung), sebuah sekolah menengah yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1 Juli 1915.
HBS adalah sistem pendidikan menengah yang diperuntukkan bagi bangsa Belanda, Eropa, dan kalangan ningrat pribumi. Masa studi di HBS berlangsung selama lima tahun, setara dengan sistem pendidikan MULO + AMS (SMP + SMA).
Pada masa peralihan (1947-1950), gedung ini digunakan sebagai sekolah VHO, dengan sistem pembelajaran yang dibagi menjadi dua sesi: Pagi hari untuk siswa Belanda dan sesi sore hari untuk siswa pribumi.
HBS Bandung merupakan salah satu dari empat HBS pertama di Hindia Belanda, setelah:
- ✅ HBS Batavia (1860)
- ✅ HBS Surabaya (1875)
- ✅ HBS Semarang (1877).
Gedung ini memiliki luas tanah 14.240 m² dan bangunan seluas 8.220 m², yang kini dihuni oleh dua sekolah, yaitu SMAN 3 Bandung di sebelah barat dan SMAN 5 Bandung di sebelah timur. Kedua sekolah ini hanya dipisahkan oleh koridor tengah yang memanjang dari utara ke selatan.
SMAN 3 Bandung: Warisan Sejarah dan Pendidikan
Sebagai sekolah yang memiliki warisan sejarah panjang, SMAN 3 Bandung tidak hanya dikenal karena prestasi akademiknya, tetapi juga karena nilai historis dan arsitekturnya. Bangunan ini menjadi saksi perjalanan pendidikan di Indonesia, dari era kolonial hingga masa modern. Dengan desain yang tetap terjaga, SMAN 3 Bandung menjadi salah satu sekolah dengan arsitektur paling bersejarah di Bandung.
Kini, sekolah ini terus berkembang, mempertahankan tradisi keunggulan akademik, sekaligus menjaga warisan sejarah dan arsitektur yang telah ada selama lebih dari satu abad.
#SMAN3Bandung #SejarahSMAN3Bandung #ArsitekturKolonialBandung


SMAN 3 Bandung